TALKSHOW AWAM TERAPI SIKLOFOSFAMID UNTUK REUMATIK – AUTOIMUN
Seri talkshow awam #rheutalk018 hari Minggu, 22 Januari 2023 pukul 16.00 s.d 17.30 WIB bersama RELI, dr. Faisal Parlindungan, M.Ked.(PD), Sp.PD, K-R , dan dr. Johanda Damanik Sp.PD, yang berbicara seputar terapi siklofosfamid untuk kasus reumatik-autoimun.
Dalam talkshow materi yang disampaikan tentang Siklofosfamid sebagai DMARDs bukanlah terapi yang sama dengan biologic agent untuk reumatik-autoiimun, dan digunakan untuk kasus reumatik-autoimun khusus dan harus diadministrasikan secara tepat sesuai indikasi aktivitas penyakit. Dosis yang digunakan pun berbeda dengan penggunaannya sebagai terapi pada kasus lain seperti keganasan. Pertimbangan manfaat dan efek samping mutlak diperlukan. Tapi tidak melulu juga pasien melihat siklofosfamid sebagai terapi yang sangar dan mengerikan.
Siklofosfamid adalah agen imunosupresif poten sehingga kegunaannya tidak terbatas hanya pada kasus malignansi saja, tetapi juga pada penyakit autoimun seperti lupus atau pada sindrom nefrotik. Walau demikian, isu toksisitas obat ini membuat penggunaannya untuk indikasi selain malignansi dibatasi hanya pada kasus berat saja.
Diikuti oleh 42 peserta, salah satunya Leli Dewi Pramudyani, SKM.,MM. Subkoordinator Humas RSUD dr. Tjitrowardojo Kelas B Kabupaten Purworejo yang juga Penyitas Autoimun.
Pada saat duskusi Leli menanyakan apa beda Siklofosfamid dengan Biologic Agent/Tocilizumab atau dengan merk dagang Actemra?
dr. Faisal Parlindungan, M.Ked.(PD), Sp.PD, K-R menjelaskan “tocilizumab digunakan untuk terapi rheumatoid artritis (penyakit rematik yang disebabkan oleh kekacauan sistem imun tubuh). Tocilizumab merupakan rekombinan berasal dari antibodi manusia monoklonal dari subkelas IgG1 dan antagonis reseptor interleukin-6 (IL-6). IL-6 ini sendiri ditemukan berperan pada berbagai patogenesis (perjalanan) penyakit autoimun. Tocilizumab berikatan dengan reseptor soluble dan membran IL-6 sehingga obat ini dapat menghambat sinyal IL-6 yang menyebabkan penurunan produksi senyawa-senyawa inflamasi”.
Kita juga sekarang tahu apa yang bisa terjadi ketika sistem kekebalan tubuh rusak dan berbalik melawan kita, yang berpotensi menimbulkan kerusakan mengerikan pada satu demi satu organ
Ini adalah penyakit, yang disebabkan oleh serangan ketika sistem kekebalan menjadi “bingung” dan mulai menyerang jaringan sehat karena mengira ada patogen yang perlu disingkirkan dengan menghasilkan antibodi. Yang paling umum adalah rematik, ketika sistem kekebalan secara keliru mengirimkan antibodi ke lapisan antara sendi yang dikenal sebagai sinovium.
Peradangan yang terjadi menyebabkan sinovium membengkak. Ketika pembengkakan mereda (biasanya sementara, kecuali kondisinya didiagnosis dengan cepat), sinovium tidak dapat lagi menahan persendian dengan aman di tempatnya. Bahan kimia yang dilepaskan oleh respons peradangan ini juga menyebabkan kerusakan tambahan pada tulang dan jaringan di sekitarnya seperti tulang rawan dan tendon.
Rasa sakit itu menyebabkan banyak penderitanya berhenti bekerja. Ini juga memicu masalah kesehatan mental di hampir seperlima kasus dan meningkatkan risiko kondisi peradangan yang berpotensi mematikan lainnya mulai dari penyakit jantung hingga stroke.
Para ilmuwan masih belum tahu persis mengapa sistem kekebalan salah mengenali. Akibatnya, sebagian besar perawatan yang ada menargetkan peradangan untuk mengontrol rasa sakit, atau mencoba mencegah kerusakan lebih lanjut dengan meminimalkan kambuh.
Obat Actemra sejatinya adalah obat yang diberikan untuk mengatasi radang sendi sedang s.d. parah yang sudah tidak bisa diatasi dengan jenis obat-obatan lain.
Selain mengobati radang, Actemra bisa diberikan untuk pengobatan rematik, orang dewasa dengan artritis, dan bisa bekerja memperlambat laju penurunan fungsi paru pada orang dewa…